Eks Ketua BEM UGM Gielbran Singgung Tukang Kayu dan Wong Cilik Jadi Wong Licik

TEMPO.CO, Jakarta – Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau BEM UGM Gielbran Muhammad Noor menyoroti dinamika politik pada 2024 ini.

“Dengan kondisi saat ini, apakah kita yakin Indonesia pada 2045 nanti menjadi Generasi Cemas atau Generasi Emas ?” kata Gielbran dalam forum bertajuk Demokrasi Dalam Genggaman : Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital yang digelar di Pendopo Wisma Kagama UGM Yogyakarta Senin 9 September 2024.

Dalam forum itu hadir pula mantan calon presiden yang juga alumni UGM, Anies Baswedan yang berbicara dalam sesi lain bertajuk Anies Baswedan Kembali ke Jogja.

Gielbran yang sempat viral lantaran memberi gelar Presiden Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan, lantas mengajak mahasiswa menjadi agen intelektualisasi demokrasi yang terus mengawal demokrasi berjalan sesuai koridor konstitusi. 

Menjaga demokrasi, kata Gielbran, perlu intelektualitas, agar demokrasi yang lahir bukan karena sentimen, tidak karena tersandera bantuan sosial atau bansos, bahkan yang sekedar diwarnai atraksi gimmick seperti joget-jogetan. 

“Pastikan juga teman teman tidak akan kembali melahirkan Tukang Kayu-Tukang Kayu baru, yang bermula dari wong cilik lalu menjadi wong licik,” kata dia.

Ia mengatakan, bagaimanapun UGM telah turut andil melahirkan Tukang Kayu yang menjadi Raja Jawa. Mendengar ini, mahasiswa pun menyambut dengan kata-kata Mulyono.

Iklan

Julukan Tukang Kayu sendiri belakangan ramai ditujukan untuk menyebut Presiden Jokowi yang sebelum menjadi presiden memang memiliki bisnis mebel. 

Sedangkan istilah Raja Jawa diungkapkan Ketua Umum Golkar yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia yang juga sempat dikait-kaitkan dengan sosok Jokowi. Adapun Mulyono merupakan nama kecil Jokowi.

“Teman-teman di forum ini, semua memiliki andil untuk memangkas generasi Tukang Kayu ini, pastikan menuju 2045 (menjadi Generasi Emas) tidak ada Tukang Kayu-Tukang Kayu ini lagi, jangan sampai Raja Jawa yang kedua lahir kembali,” ujar Gielbran.

Gielbran pun mengingatkan para mahasiswa tak lelah demi menjaga agar demokrasi Indonesia bisa mencapai tahap paripurna dan menjadi demokrasi yang bermartabat serta membawa kesejahteraan bagi rakyat.

Pilihan Editor: Agenda Jokowi selama Berkantor di IKN hingga Purnatugas

Tinggalkan komentar